Klinik Aksara Jawa Kalatidha

Oleh Wisanggeni Esmoyo [] Mahasiswa Jurusan Aqidah dan Filsafat Islam Semester IV; IAIN Tulungagung [] Staf Verstehen Organic Philosophy

Buletin Filsafat, Tulungagung – semakin mendalam, semakin bikin penasaran dalam kegiatan Klinik Jawa Serat Kolotidho. Peserta dari berbagai penjuru (Mahasiswa, Dosen, Guru) terlibat antusias di kelas Ushuluddin 2 sebagai tempat digelarnya acara bulanan lembaga Pusat Kajian Islam Jawa Tulungagung.

Tidak hanya itu, di dalam Klinik Jawa Serat Kolotidho, peserta duduk berjajar saf depan supaya bisa menangkap ilmu dari pemateri. Saking serunya, tampak beberapa peserta mengajukan pertanyaan disela-sela berjalannya pemateri. “Apaka ada tempat lembaga study yang mengembankan semangan menulis pada Masyarakat Jawa dulu?”, aku mahasiswa Pasca Sarjana, salah satu peserta asal Kota Kediri (6 April 2019, 11 : 00 WIB).

Mahasiswa pasca sarjana mengatakan, dirinya merasa prihatin terhadap perkembangan literasi bernuansa Kejawaan. “Karena Jawa selalu direpresentasikan oleh Indosianis (Ilmua Barat)”, katanya dengan membuka sumber referensi (6 April 2019, 11 : 00 WIB).

Dua puluh lebih peserta yang mengikuti Klinik Jawa Serat Kolotidho, pada hari pertama diselengarakan. Diharapkan antusias ini bisa tetap bertahan bahkan bisa juga bertambah, karena melihat kampus IAIN Tulungagung merupakan sentral keilmuan pertama yang mengadakan Klinik Jawa.

“Penyelengaraan Klinik Jawa ini merupakan yang pertama. Maka diambil dua hari dalam seminggu (Sabtu-Minggu) mulai tanggal 6-28 April, pematerinya Ki Fatkhurohman Al-Jawa, merupakan dosen bahasa Jawa di IAIN Tulungangung” aku panitia penyelengara. “Kursus membaca serat bersaksara Jawa karya bujangga Ranggawarsita dalam serat Kolothidha diharapkan bisa memupuk semangat peserta dalam melestarikan salah satu kebudayan asli mereka”, katanya saat sesi pewawancaraan di depan Ushuluddin 2 (6 April 2019, 13 : 00 WIB).

Posting Komentar

0 Komentar