Mengenal Filsafat Islam Bersama Ar Razi


Oleh Miftakhur Rohman [] Mahasiswa Jurusan Aqidah dan Filsafat Islam Semester VI; IAIN Tulungagung [] Staf Magang Verstehen Organic Philosophy

Ar Razi adalah seorang intelektual muslim yang menekuni banyak bidang kajian keilmuan. Ia lebih dikenal sebagai intelektual di bidang kedokteran. Orang Barat menyebutnya dengan nama Razhes. Ia memadukan antara ilmu kimia dengan dunia medis. Sehingga, melalui itulah ia terkenal (pakar) di bidang medis dengan experimen's.

Selain aktif di bidang kesehatan, ia juga seorang filsuf besar yang mewarnai dunia islam klasik. Meskipun seringkali terdapat segelintir tafsir yang menduga serta menyebutnya sebagai filsuf yang anti kenabian. Hal itu tak lebih riuh angin simpang siur dan masih menjadi polemik.

Kabar burung tentang Razi yang dianggap menegasikan peranan nabi, disebabkan karena beberapa hal. Pangkal persoalan dikarenakan ia dikenal sebagai sosok yang sangat meng-agungkan peran akal-rasio manusia. Kendati demikian, isu tentang penolakan Razi terhadap nabi, dilontarkan rivalnya oleh Abu Hatim.

Al Razi, bila ditelusuri karya-karyanya, adalah seorang ulama yang sangat menjunjung adanya nabi. Hal ini terbukti dari syairnya, yang berisikan sholawat kepada nabi. Ar Razib diklaim sebagai kafir karena mengingkari adanya nabi oleh musuhnya. Alasan yang sering dipakai adalah bagaimana seorang razi memosisikan akal pada martabat yang tinggi.

Al Razi sangat rasionalis di bidang filsafat. Selain itu, di bidang kajian alam, ia empiris sekaligus rasionalis. Baginya, potensi akal manusia sangatlah luar biasa. Al Razi mengatakan, Kita tidak boleh mengingkari kemampuan akal manusia, meski ia berkembang dari wilayah resapan yang berbeda. Argumen rasionanya adalah Tuhan Maha Sempurna, sehingga ia tak mungkin memberikan suatu hal yang buruk kepada manusia.

Akal merupakan ketercukupan dan karunia terbesar Tuhan atas manusia. Manusia dengan akalnya bisa terbebas belenggu kesenangan duniawi dan kefanaan materi dunia. Akal adalah pembebas jiwa manusia yang mampu mengantarkan kepada Ruh Ilahiah menuju kekekalan dan kebahagiaan sejati. Melalui akalnya, Ar Razi berhasil mengungkapkan siapa Tuhan dan bagaimana mekanisme alam semesta bekerja. Maka dari itu, kiranya penting memaparkan gambaran besar mengenai pemikirannya yang terkenal (5 yang kekal).

Kelimanya itu adalah: Tuhan, Jiwa Universal, Materi Pertama, Ruang Absolut dan Zaman Absolut :

الْبَارِي تـَعَالى وَالنَّفْسُ الكُلّيّةُ وَالهَيُوْلاَ الأوْلى وَالمَكَانُ المُطْلَقُ وَالزَّمَانُ المُطْلَقُ

Mengenai yang terakhir ia membuat perbedaan antara zaman mutlak dan zaman terbatas; al-dhar (الدهر duration) dan al-waqt(الوقت time). Pertama kekal artinya tidak bermula dan tidak berakhir, kedua disifati oleh angka. Kelima yang kekal adalah:

a. Materi: Merupakan sesuatu yang ditangkap panca indra tentang benda itu.
b. Ruang: Materi yang mengambil tempat.
c. Zaman: Materi yang berubah-ubah keadaannya.
d. Antara benda-benda yang hidup memerlukan adanya roh. Setiap yang hidup memungkinkan berakal. Sehingga yang berakal bisa menciptakan segala sesuatu.
e. Semua ini perlu pada pencipta yang Maha Bijaksana lagi Maha Tahu.
************
Sistematika filsafat (lima yang kekal) dari Ar-Razi dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Al-Bari Taala (Allah): hidup dan aktif (dengan sifat independent). Allah maha pencipta dan pengatur seluruh alam ini. Alam diciptakan Allah bukan bermula ketidak ada (cretio ex nihilo), tetapi dari bahan yang telah ada. Oleh karena itu, menurutnya alam semesta tidak kadim (bahan yang telah ada). Timbulnya doktrin adanya yang kekal selain Allah, dalam filsafat Al-Razi ini agaknya disebabkan filsafat (adanya Allah yang merupakan sumber yang Esa yang tetap). Namun demikian, kekalnya yang lain tidak sama dengan kekalnya Allah.

2. An-Nafs al-kulliyyah (jiwa universal): hidup dan aktif, menjadi al-mabda al-qadim ats-tsani (sumber kekal kedua). Hidup dan aktifnya bersifat dependent. An-Nafs al-kulliyyah tidak berbentuk. Karena mempunyai naluri untuk bersatu dengan al-hayula al-ula---an-nafs al-kulliyyah memiliki zat yang berbentuk sehingga bisa menerima---menjadi sumber penciptaan benda-benda alam semesta, termasuk badan manusia.

Terbentuknya wadah (tubuh manusia) Allah menciptakan roh untuk menempatinya dimana jiwa (parsial) melampiaskan kesenangannya. Karena semakin lama jiwa bisa terlena pada kejahatan, Allah kemudian menciptakan akal untuk menyadarkan jiwa yang terlena.

3. Al-Hayula al-ula (materi pertama): tidak hidup dan tidak pasif. Al-Hayula al-ula adalah substansi yang kekal terdiri; dzarrar, dzarat (atom-atom). Setiap atom terdapat volume. Jika dunia hancur, volum juga akan terpecah dalam bentuk atom-atom.

Materi yang sangat padat menjadi substansi bumi, renggang menjadi substansi udara dan lebih renggang menjadi api. Al-Hayula al-ula: kekal karena tidak mungkin berasal dari ketiadaan. Buktinya, semua ciptaan Tuhan melalui susunan-susunan (yang berproses) bukan sekejab mata.

4. Al-makan al-muthlaq (ruang absolut): tidak aktif dan tidak pasif. Materi kekal membutuhkan ruang yang kekal. Ada dua macam ruang: ruang partikular (relatif) dan ruang universal. Partikular (terbatas), sesuai keterbatasan maujud yang menempatinya. Adapun ruang universal tidak terbatas dan tidak terikat pada maujud, karena bisa saja terjadi kehampaan tanpa maujud.

5. Az-zaman al-muthlaq (zaman absolut): tidak aktif dan tidak pasif. Zaman atau masa ada dua: relatif terbatas yang bisa disebut al-waqt dan zaman universal yang biasa disebut ad-dahr. Dua wujud ini tidak terikat pada gerakan alam semesta dan falak (enda-benda angkasa raya).

Begitulah uraian singkat yang dirujuk dari berbagai sumber tentang telaah pemikiran Ar Razi. Pemikirannya menunjukkan bahwa jagad semesta berpijak pada satu kesatuan yang utuh secara ontologis berpusat pada Tuhan (Wujud Yang Maha dan Maha Segala-nya).

Posting Komentar

0 Komentar