Tuhan diciptakan oleh ketidaktahuan seseorang dalam menjelaskan sebuah fenomena yang terjadi secara jarang, dominasi tersebut menghegemoni secara garis besar dan diikuti oleh setiap orang yang kakinya menginjak di permukaan bumi.
Ceritanya seperti ini
**************
Aku berjalan dan kakiku secara sengaja menginjaki tanah berdebu pada musim panas yang malamnya sangat dingin
Aku melihat keadaan masyarakat yang diliputi oleh kesedihan serta kedalaman sengsara yang tak kunjung lenyap
Kepala mereka tertunduk karena kebisuan perhatian dari lain-lainnya dengan sinisme yang tak mempercayai siapapun
Aku tidak tahu apa yang mereka butuhkan ketika mereka sendiri tidak dapat mempercayai orang lain dan bahkan dirinya sendiri
Pemandangan yang menyulitkan mata sehingga secara sukarela biarlah aku yang mengawali semuanya
Maka kuciptakan sosok yang tidak terlihat, tidak diketahui, dan tidak ditemukan di sudut bumi manapun. Yang mana Ia merupakan metafora tepat bagi seseorang agar merasa segalanya terkendali dan baik-baik saja.
Sosok tersebut kugambarkan sebagai entitas terkuat yang tidak berdaging dan berdarah, yang maha segalanya, serta sifat utamanya yang pencinta meski kepada hati yang suka membenci, dan pengasih meski kepada si kaya yang memiliki segalanya
Itu berhasil, itu diterima, dan mereka memujanya
Kusebut Ia adalah Tuhan
Entitas yang begitu indah beserta kedalamannya terhadap cinta kasih yang menggairahkan
Ia adalah pelampiasan bagi orang-orang yang tak tahu arah pulang
Ia juga monumen terbaik yang memberi batas baik serta buruk
Sebagai gambaran yang terlalu sempurna, lambat laun Ia telah menjadi motivasi bagi keberingasan para pemujanya
Dua mata pisau yang bisa mengiris di arah manapun itu terbit
Karena begitu marak kejahatan yang dinisbatkan atas nama-Nya maka muncullah revolusi kematian Tuhan
Tuhan telah mati, benar-benar mati. Begitulah katanya
0 Komentar