Oleh Sakiyatun Nada [] Mahasiswa Jurusan Aqidah dan Filsafat Islam Semester
II; IAIN Tulungagung [] Staf Magang Verstehen Organic Philosophy
Yen kowe pengin ilmu
Yo kanca padha sregep sinau
Ora mandheg lek sinau nganti mati
Nalika wis oleh ilmu
Kita wuruhi sing enom
********
(Jika kamu ingin mendapat ilmu
Maka rajinlah belajar
Tidak boleh berhenti belajar sampai meninggal
Apabila kita telah mendapat ilmu
Kita harus mengajarkannya kepada yang lebih muda)
Tembang Gambug merupakan salah satu kumpulan dari Tembang Macapat. Tembang
Gambuh memuat nilai pendidikan berkarakter. Tembang ini sering dinyanyikan
oleh Bhujanga Jawa dengan indahnya. Tujuannya untuk mendidik putra bangsa
melalui pembelajaran budi pekerti yang luhur.
Tembang Gambuh menjelaskan akan pentingnya bagi setiap insan untuk
mendapatkan ilmu. Ilmu hanya bisa didapati melalui laku belajar yang
berbudi luhur, tidak bisa secara semberonoh (Ngawod). Mereka yang
mengabdikan hidupnya untuk ilmu akan belajar tanpa basat, setiap helai
kehidupan adalah ilmu dan tidak mengenal usia.
Saya mengutip kisah dari Imam Hasan al-Bashri, beliau pernah ditanya
tentang seseorang yang usianya sudah 80 tahun. Apakah orang tua itu masih
pantas untuk menuntut ilmu? Imam Hasan menjawab, “Jika ia masih pantas
hidup.”
Sepengal cerita diatas bahwa mendapatkan ilmu adalah ruh bagi kehidupan.
Siapapun yang masih merasa hidup, maka ia harus belajar dan menambah
pengetahuannya. Imam al Hasan menegaskan bahwa tidak ada batasan usia bagi
orang-orang yang mau mendapatkan ilmu, bahkan sampai keliang lahat.
Menurut saya kita patut menjadikan tembang ini sebagai bahan perenungan,
apakah kita masih pantaskah hidup di dunia ini. Kita hidup wajib untuk
mendapatkan ilmu. Setelah mendapatkan ilmu, kita amalkannya kepada yang
lainnya supaya benar-benar bermanfaat ilmu kita.
Tembang macapat gambuh ini mengandung filosofi yang tinggi dan memuat
pendidikan karakter yang kuat. Dalam tembang gambuh terkandung bagaimana
seseorang harus bisa mengendalikan diri, menahan hawa nafsu agar tidak
terjerumus pada perbuatan yang tidak terpuji. Ini merupakan pendidikan
karakter yang harus ditanamkan pada peserta didik (Suwito,1983:41).
Dewasa ini sangat sedikit sekali generasi penerus yang bisa nembang dan
memahami isi Tembang Gambuh. Istilah lain wong jawa ilang jawane. Sehingga,
tercerabut akar untuk melestarikan Tembang Gambuh. Hal ini dibyktikan dari
generasi muda-mudi lupa untuk mengetahui Tembang Macapat berfilosofi
kehidupan itu.
Tembang Gambuh merupakan Tembang Macapat yang memiliki makna dahsyat untuk
membentuk karakter Bangsa. Kedasyatan apabila peserta didik benar-benar
mempelajari isi kandungan (maknanya) dengan baik. Tembang Macapat Gambuh
sangat relevan jika diterapkan untuk memperbaiki degradasi moral peserta
didik.
Mempelajari Tembang Gambuh membuat peserta didik memiliki karakteristik
luhur. Wujud karekteristik; berbudi luhur, sopan ke orangtua, mau menerima
nasihat, berprilaku sopan, bisa mengendalikan nafsu mungkar dan
perkelahian. Sehingga bisa terbentuk karakter yang kuat. Karakter bertujuan
menjadi modal dasar bagi generasi muda dalam menerima tongkat estafet
kepemimpinan di Negeri ini (Wursita Basa,2010:78).
Setelah belajar sedemikian rupa, maka sebaiknya kita mempersiapkan masa
depan kita. Sesuai makna dari tembang gambuh sendiri.
*********
Bhujanga Jawa mengatakan bahwa Tembang Gambuh merupakan fase dimulainya
kehidupan keluarga dengan ikatan pernikahan suci (gambuh). Menyatukan visi
dan cinta kasih. Gambuh berasal dari kata Jumbuh atau Sarujuk berarti; jika
sudah berjodoh akan dipertemukan mereka yang memiliki rasa cinta, supaya
bisa menjalani hidup bersama sebagai sepasang suami istri.
Gambuh sendiri sebenarnya mengandung arti cocok. Jodoh adalah kecocokan dua
insan yang mengarungi hidup dengan harmoni. Penyatuan dua insan memerlukan
ilmu, seperti rumah tangga yang dibangun bukan hanya sebatas visi, namun
rumah tangga yang berdasarkan planning membentuk keluarga bahagia.
*******
Masyarakat Jawa, Tembang Gambuh berarti ronggeng tahu, terbiasa dan nama
tumbuhan. Hal ini, Tembang Gambuh memiliki watak yang biasa digunakan dalam
suasana sudah pasti atau tidak ragu-ragu. Maknanya adalah kesiapan
pergerakan maju menuju medan yang sebenarnya. Jadi, manusia yang telah
berada di tahap Gambuh dia pasti telah benar-benar siap untuk masa depannya
kelak, bukan fase mencari lagi.
Tembang Gambuh memiliki ajaran berupa sembah raga, artinya sebagai tahapan
akan memulai perjalanan (semacam thariqat) (amagang laku). Jadi, setiap
tembang itu memiliki artinya masing-masing selain sebagai simbol urutan
kehidupan manusia.
Tembang juga memiliki makna pendidikan karakter Bangsa dan kisah kehidupan.
Sesungguhnya Tembang Gambuh mengjarkan untuk menghormati kedua orang tua,
menghargai sesama dsb. Tahap selanjutnya dari Tembang Gambuh, mereka harus
meneruskan hidup mereka ke hubungan yang lebih serius (menikah) .[*]
0 Komentar