Menjerat
jerit Kota
Oleh :
Busàr Mahasiswa semester V
Malam
ini: Kota telah menjerat tubuhku
Menyebrangi
laut lepas
Air
mata sengsara
Yang
kian membusuk
Pada
bilik pintu reruntuhan
Dan
jerit kekasihku
Menanti
kabar
Akan
penjemputan muara tiada
..
Melalui
atap rumahku; para perampok menerorku
Dan
menghabisi jerit kekasihku
Dengan
air mata ditangan
Melebur
pada bayang-bayang yang menghantuiku
..
Dengan
menyebut nama hantu yang membayangiku
Dan
matahari yang memanas pada sebilah jantungmu
Segera;
autopsi tubuhku tanpa henti
Rajam;
setiap kepala yang membawa kita pada alinea mitos-mitos neraka
..
Bakarlah
habis tanpa sisa;
Luka
yang menganga dalam tubuhku
Kaki
dan tangan yang kian membuntung
Menghadapkan
kita pada kedua mata yang berjalan tanpa tubuh
Dan
melampaui; sebuah jiwa tanpa harus menangisi
Tangis-tangis
belati yang senantiasa bebas
Bebas
senantiasa
Dan
bebas
..
Malam
ini;
Dengan
menyebut nama hantu yang membayangiku
Dan
kabar tentang muara tiada kekasihku
Berlarilah
bersama hantu yang membayangiku
Melempari
kota dengan nisan tanpa mayat
Menewaskan
setiap ribu kepala para perampok
Dan
molotov yang meledakkan bayanganmu
..
Berlarilah
bersama kekasihku;
Mengunjungi
perjamuan mutakhir
Bersama
para perampok dan kawanan hantu
Yang senantiasa;
senantiasa memaksamu untuk datang;
Mengunjungi
muara tiada
..
Hingga
aku dan dirimu
Menjelma
bagai udara
Atau
bahkan menjadi
belatung
selepas bercinta
0 Komentar