Selasa, 13 Juni 2023 Himpunan Mahasiswa Program Studi Aqidah dan Filsafat Islam UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung telah sukses melaksanakan agenda terakhirnya sebelum memasuki libur pergantian semester. Acara yang bertajuk Diskusi Momentual tersebut dilaksanakan dengan mengusung tema “Meretas Misteri Manusia: Eksplorasi Mendalam Terhadap Manusia Melalui Perspektif Filsafat Islam dan Sains”.

Diskusi dilaksanakan di Aula Gedung Perpustakaan UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung. Peserta yang berpartisipasi cukup banyak dan relatif aktif dalam berdiskusi dalam forum tersebut.

Acara yang dimulai pada pukul 13.00 hingga 18.00 tersebut berlangsung lancar dan cukup interaktif. Menghadirkan dua pemateri yakni Halim M. Khoiri seorang Alumni di George Washington University,US juga kandidat Ph. D di Georgetown University, US dan Virgo Nandang S. seorang alumni Tasawuf dan Psikoterapi juga alumni Aqidah dan Filsafat Islam. Acara diawali dengan pembukaan oleh moderator, Ainun Komarullah. Kemudian dilanjutkan penyampaian materi oleh dua pemateri yang hadir dalam acara tersebut.


Materi pertama dibawakan oleh Virgo Nandang yang membahas tentang bagaimana asal usul manusia menurut sains dan juga ilmu pengetahuan. Virgo memaparkan bahwa ada banyak jenis spesies manusia pada zaman purba yang terindikasi oleh para arkeolog sampai saat ini dari yang umurnya paling tua (Australopithecus) sampai yang masih eksis pada saat ini (Homo Sapiens). Menurutnya manusia-manusia purba tersebut masih saling terkait karena memiliki DNA yang saling bersilangan. Persilangan atau percampuran DNA tersebut terjadi karena banyak faktor. Beberapa diantaranya terjadi karena migrasi dan juga perkawinan. “Pada awalnya manusia-manusia ini merupakan satu spesies yang terpecah menjadi banyak spesies karena adanya migrasi dan juga perkawinan, sama halnya dengan hewan lain yang juga banyak mengalami perubahan pada gen, tetapi masih satu famili seperti kucing dan singa, anjing dan serigala dll”. ucap Virgo saat memaparkan materi.

Manusia mampu mengalami perubahan yang signifikan pada setiap zaman. Dari yang awalnya hanya bisa berburu, mereka mulai berpikir untuk bertani dan menghasilkan hasil kebun sendiri, beternak dan juga budidaya, hingga pada puncaknya mereka membangun peradaban. Peradaban yang di bangun manusia itu berlangsung sangat pesat pada abad 18-19 M di mana revolusi industri besar-besaran telah dimulai. Dari sinilah manusia menjadi makhluk yang benar-benar bisa mengendalikan semuanya. Revolusi Industri telah membantu manusia menjadi spesies paling kuat dan juga paling ditakuti di Bumi.

Ada banyak sudut pandang yang membahas misteri asal-usul manusia. salah satunya adalah sudut pandang mengenai ilmu pengetahuan dan sains yang dibawakan oleh Virgo. “Apa yang saya sampaikan tadi tentang asal usul manusia adalah salah satu sudut pandang dalam melihat isu tersebut. Tentang bagaimana isu tersebut sesuai atau tidak dengan sudut pandang agama itu ya gapapa, terserah, karena kita hanya menyampaikan salah satu sudut pandang tersebut. Mengapa sudut pandang itu penting karena itu adalah sudut pandang besar yang digunakan manusia, saat ini terutama”. jelasnya mengenai asal-usul manusia dengan sudut pandang ilmu pengetahuan dan sains.


Pemateri kedua, yakni Halim M. Khoiri mempunyai sudut pandang yang berbeda dengan sudut pandang yang dibawakan oleh Virgo. Halim membawa sudut pandang agama untuk menjelaskan asal-usul manusia. Menurutnya, yang penting dari manusia adalah bukan transformasi atau perubahan atas fisiknya, melainkan pada jiwanya. Hal yang paling utama pada diri manusia adalah pada jiwanya. Sedangkan raga atau fisiknya itu hanyalah sebuah wadah. Lalu apakah manusia sama dengan hewan yang juga mempunyai jiwa? Menurut Halim, Manusia adalah hewan yang bisa berfikir seperti halnya yang dijelaskan Plato dan Aristo. Manusia mempunyai kesadaran memerintah atas dirinya sendiri. Itulah sebabnya manusia lebih mulia. Manusia dikaruniai jiwa serta akal untuk hidup mereka.

Dua pandangan diatas telah menjelaskan bagaimana asal-usul manusia yang dibahas dalam perdiskusian yang dilaksanakan oleh HMPS AFI kemarin. “Pada diskusi ini ada dua pandangan besar yang saling bertentangan, yakni Teosentris dan juga Antroposentris. Keduanya saling bertentangan tetapi yang paling penting adalah akarnya, atau argumennya. Karena pada suatu pandangan, jelas yang dipertanyakan adalah argumennya”. tanggapan Halim terkait perbedaan sudut pandang dalam melihat asal-usul manusia yang diusung dalam perdiskusian ini

Dalam diskusi ini kita bisa mendapat wawasan baru terhadap asal-usul manusia dari dua pandangan berbeda yang disampaikan oleh dua pemateri yang telah hadir dan meluangkan waktu mereka untuk berpartisipasi dalam kegiatan yang dilaksanakan oleh HMPS AFI ini. “Cukup Menarik, karena pada dasarnya materi yang dipilih dalam topik diskusi itu membuat saya tercerahkan dengan pertanyaan-pertanyaan dasar yang mungkin semua orang juga memiliki pertanyaan itu” jelas Billy ketika ditanya mengenai topik yang yang dipilih pada perdiskusian kemarin.

Kagiatan ini bukan hanya ditujukan untuk mahasiswa AFI saja, namun secara terbuka hadir untuk teman-teman mahasiswa lain yang ingin berdiskusi bareng bersama HMPS AFI untuk menambah wawasan dan juga menambah relasi antar mahasiswa. Diskusi Momentual sendiri hadir karena keresahan mahasiswa AFI terhadap topik-topik baik yang sedang diperbincangkan maupun topik-topik spontan teman-teman yang ingin didiskusikan.


Reporter : Muhammad Fariz Nur Hamid & Muhammad Ainun Naim Majidi

Penulis : Muhammad Fariz Nur Hamid

Editor : Nur Atika Diah Ayu Nadya