Eksistensi Tuhan



Oleh Ferdian Mochamad. R [] Mahasiswa Jurusan Aqidah dan filsafat Islam; IAIN Tulungagung [] Staf Magang Verstehen Organic Philosophy
           
Manusia adalah mahluk mikro kosmos yang dikarunia kemampuan berpikir, kesadaran, dan jiwa. Dalam kesadarannya manusia mencari asal-usul atas dirinya, terutama sesuatu dzat yang sebagai sandaran kelemahan mereka yaitu Tuhan. Mereka menangkap keberadaan dengan sadar akan ciptaanNya; alam, sebagai bentuk pengejawantahan Tuhan.

Alam merupakan bukti konkrit akan kekuasaan Tuhan, sebagai jalan hubungan manusia denganNya. Kesaksian adanya Tuhan tumbuh subuh dalam cerita-cerita mitos ontologi. Sebagian kecilnya terdapat dalam cerita di zaman Rasulullah SAW; “Adanya kotoran unta menunjukkan adanya unta, munculnya makhluk karena adanya dzat Khaliq”.

Tuhan menciptakan manusia sama dengan mahluk ciptaan lainnya. Mereka berkembangbiak, makan, minum, melihat, mendengar, membangun peradaban, yang membuat manusia spesial adalah akal, kesadaran, dan jiwa. Ketiga unsur inilah yang sering oleh manusia dijadikan alat untuk mengenal Sang Pencipta.

Disinilah letak keunggulan manusia, mereka bisa merasakan dan mengabungkan ketiga unsue tersebut. Pada penerapannya akan melahirkan ilmu pengetahuan. Ilmu yang berlandaskan kelemahan manusia dalam keterbatasan memahami entitas Tuhan. Pun semangat ini perlu tetap ditanam dalam diri manusia, yang disimbolkan menjadi iman.

Manusia dalam menganal Tuhannya dengan pendekatan ilmu pengetahuan. Salah satu bukti pencariannya adalah ditemukannya ilmu jarah/cahaya dan tata surya atau alam semesta. Mereka melahirkan ilmu perbintangan, contohnya seluruh planet dalam tata surya kita senantiasa bergerak. Benda – benda langit bergarak dalam lintasan tertentu di namakan orbit.

Oleh sebab itu jagat raya yang amat luas (makro kosmos) menambah iman manusia. Iman sains akan ilmu pengetahuan, iman agama akan bentuk spiritualnya, hal tersebut satu benang meraj, yaitu kasunyatan keberadaan Tuhan. Sehingga hanya manusia congkak yang lupa akan keberadaannya yang hanya seperti anai-anai.

Keberhasilan manusia dalam pengetahuan tidak terlepas dari wahyu Tuhan. Seperti yang ada dalam Al Quran dalam menceritakan kejadian dan kondisi jagat raya.
Dan apakah orang – orang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian kami pisahkan antara keduanya. Dan daripada air kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?” (QS. AL anbiyaa’: 30).

Para ahli kosmologi memaknainya sebagai “telur kosmik” yang mengandung semua materi alam semesta sebelum Big Bang. Kebenaran lain dalam Al Quran adalah pengembangan jagad raya yang di temukan hubble pada tahun 1920-an penemuan Hubble tentang pergeseran merah dalam spektrum cahaya bintang diungkapkan dalam Al Quran sebagai berikut:
“Dan langit itu kami bangun dengan kekuasaan (kami) dan sesungguhnya kami benar – benar meluaskanya .” (QS. Adz-Dzaariyat, 51:47).

Temuan-temuan ilmu alam modern mendukung kebenaran yang ada dalam Al Quran dan bukan dogma materialis. Kaum materialis boleh saja mengatakan bahwa itu kebetulan, namun awal penciptaan alam semesta dan adanya penyebab yang menciptakan memperkuat kesimpulan yang ada.
Kazoo Mukarami, Ph.D dalam the divine massage of the DNA sesudah mengadakan penelitian selama lebih dari 40 tahun sampai pada kesimpulan bahwa DNA yang terdapat didalam inti sel semua makhluk hidup mengandung DNA yang sama, dimana terdapat 3-5 miliar kode genetik dan dapat menghasilkan 70 triliyun perintah-perintah dan itulah yang mengatur seluruh fungsi vital secara selaras seluruh makhluk hidup, seperti tumbuh-tumbuhan, binatang dan juga manusia. Sehingga Kazuo Mukarami mengambil kesimpulan ada suatu kekuasaan yang sangat besar yang dia sebut sang agung (tuhan) yang mengatur semua ini.

Saya berfikir bahwa tidak mungkin suatu benda mati lalu hidup dengan banyak syaraf dan otot begitu rumit. Sehingga mempunyai hukum-hukum alami seperti manusia merasa lapar berarti dia harus makan atau saat seseorang mengantuk dia membutuhkan tidur dll.

Tanpa adanya pencipta seperti yang dilakukan Dr. Ahmad Khan dalam penelitiannya dengan hipotesis adalah kata “ayatina” dalam (QS. Fussilat:53) yang memiliki makna “ayat Allah” dijelaskan oleh Allah bahwa tanda - tanda kekuasaannya ada juga dalam diri manusia.

Selanjutnya ia beranggapan bahwa ada kemungkinan ayat Al Quran merupakan dari gen manusia. Setelah bekerjasama dengan adiknya yang bernama Imran, seorang ahli dalam analisis system, laboratorium genetiknya mendapat proyek dari pemerintah. Proyek yang awalnya ditujukan untuk meneliti kecerdasan manusia.

Dengan kerja keras Ahmad Khan berupaya untuk menemukan huruf arab yang mungkin di bentuk dari rantai kodon pada cromosome manusia. Sampai hasil tersebut menghasilkan ayat-ayat Al Quran. Pada tanggal 2 januari 1999 pukul 2 pagi ia menemukan ayat yang pertama “Bismillahir Rahmanir rahim, Iqro bismi rabbikal ladzii khalaq”; bacalah dengan nama tuhanmu yang menciptakan “ ayat tersebut merupakan surat  Al-A’laq yang merupakan surat pertama yang diturunkan Allah pada nabi Muhammad di Gua Hira. Anehnya setelah penemuan ayat pertama tersebut ayat lainnya muncul satu persatu secara cepat sampai sekarang ia berhasil menemukan 1/10 ayat Al Quran.

Wawancara yang dikutip “Ummi” edisi 6/X99, Ahmad Khan menyatakan : saya yakin penemuan ini luar biasa, dan saya mempertaruhkan karier saya untuk ini. Ahmad khan kemudian menghimpun penemuan-penemuannya dalam beberapa lembar kertas yang memuat kode genetika rantai kodon pada kromosom manusia yaitu; T,C,G dan A masing-masing kode Nucleotida akan menghasilkan huruf arab dan apabila dirangkai menjadi firman Allah yang menakjubkan.

“Allah mengatakan bahwasanya tidak ada ilah yang berhak disembah kecuali dia. Yang menegakkan keadilan. Para malaikat dan orang berilmu (juga mengatakan seperti itu)” (QS. Ali Imran 18)

Posting Komentar

0 Komentar