Manusia adalah mahluk mikro kosmos yang dikarunia
kemampuan berpikir, kesadaran, dan jiwa. Dalam kesadarannya manusia mencari
asal-usul atas dirinya, terutama sesuatu dzat yang sebagai sandaran kelemahan
mereka yaitu Tuhan. Mereka menangkap keberadaan dengan sadar akan ciptaanNya;
alam, sebagai bentuk pengejawantahan Tuhan.
Alam merupakan bukti konkrit akan kekuasaan Tuhan,
sebagai jalan hubungan manusia denganNya. Kesaksian adanya Tuhan tumbuh subuh
dalam cerita-cerita mitos ontologi. Sebagian kecilnya terdapat dalam cerita di
zaman Rasulullah SAW; “Adanya kotoran unta menunjukkan adanya unta, munculnya
makhluk karena adanya dzat Khaliq”.
Tuhan menciptakan manusia sama dengan mahluk ciptaan
lainnya. Mereka berkembangbiak, makan, minum, melihat, mendengar, membangun
peradaban, yang membuat manusia spesial adalah akal, kesadaran, dan jiwa. Ketiga
unsur inilah yang sering oleh manusia dijadikan alat untuk mengenal Sang Pencipta.
Disinilah letak keunggulan manusia, mereka bisa
merasakan dan mengabungkan ketiga unsue tersebut. Pada penerapannya akan
melahirkan ilmu pengetahuan. Ilmu yang berlandaskan kelemahan manusia dalam
keterbatasan memahami entitas Tuhan. Pun semangat ini perlu tetap ditanam dalam
diri manusia, yang disimbolkan menjadi iman.
Manusia dalam menganal Tuhannya dengan pendekatan ilmu
pengetahuan. Salah satu bukti pencariannya adalah ditemukannya ilmu jarah/cahaya
dan tata surya atau alam semesta. Mereka melahirkan ilmu perbintangan,
contohnya seluruh planet dalam tata surya kita
senantiasa bergerak. Benda – benda langit bergarak dalam lintasan tertentu di
namakan orbit.
Oleh
sebab itu jagat raya
yang amat luas (makro kosmos)
menambah iman manusia. Iman sains akan ilmu pengetahuan, iman agama akan bentuk
spiritualnya, hal tersebut satu benang meraj, yaitu kasunyatan keberadaan
Tuhan. Sehingga hanya manusia congkak yang lupa akan keberadaannya yang hanya
seperti anai-anai.
Keberhasilan manusia dalam pengetahuan tidak terlepas
dari wahyu Tuhan. Seperti yang ada dalam Al Quran dalam menceritakan kejadian
dan kondisi jagat raya.
“Dan apakah orang – orang kafir tidak
mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang
padu, kemudian kami pisahkan antara keduanya. Dan daripada air kami jadikan
segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?” (QS.
AL anbiyaa’: 30).
Para
ahli kosmologi memaknainya sebagai
“telur kosmik” yang mengandung semua materi alam semesta sebelum Big Bang. Kebenaran lain dalam Al
Quran adalah pengembangan jagad raya yang di temukan hubble pada tahun 1920-an
penemuan Hubble tentang pergeseran merah dalam spektrum cahaya bintang
diungkapkan dalam Al Quran sebagai berikut:
“Dan langit itu kami
bangun dengan kekuasaan (kami) dan sesungguhnya kami benar – benar meluaskanya
.” (QS. Adz-Dzaariyat, 51:47).
Temuan-temuan
ilmu alam modern mendukung kebenaran yang ada dalam Al Quran dan bukan dogma
materialis. Kaum materialis boleh saja mengatakan bahwa itu kebetulan, namun
awal penciptaan alam semesta dan adanya penyebab yang menciptakan memperkuat
kesimpulan yang ada.
Kazoo
Mukarami, Ph.D dalam the divine massage
of the DNA sesudah mengadakan penelitian selama lebih dari 40 tahun sampai
pada kesimpulan bahwa DNA yang terdapat didalam inti sel semua makhluk hidup
mengandung DNA yang sama, dimana terdapat 3-5 miliar kode genetik dan dapat
menghasilkan 70 triliyun perintah-perintah dan itulah yang mengatur seluruh
fungsi vital secara selaras seluruh makhluk hidup, seperti tumbuh-tumbuhan,
binatang dan juga manusia. Sehingga Kazuo Mukarami mengambil kesimpulan ada
suatu kekuasaan yang sangat besar yang dia sebut sang agung (tuhan) yang
mengatur semua ini.
Saya
berfikir bahwa tidak mungkin suatu benda mati lalu hidup dengan banyak syaraf
dan otot begitu rumit.
Sehingga mempunyai hukum-hukum alami seperti manusia merasa lapar berarti dia
harus makan atau saat seseorang mengantuk dia membutuhkan tidur dll.
Tanpa
adanya pencipta seperti yang dilakukan Dr. Ahmad Khan dalam penelitiannya dengan hipotesis adalah kata
“ayatina” dalam (QS. Fussilat:53) yang memiliki makna “ayat Allah” dijelaskan
oleh Allah bahwa tanda - tanda kekuasaannya ada juga dalam diri manusia.
Selanjutnya
ia beranggapan bahwa ada kemungkinan ayat Al Quran merupakan dari gen manusia.
Setelah bekerjasama dengan adiknya yang bernama Imran, seorang ahli dalam
analisis system, laboratorium genetiknya mendapat proyek dari pemerintah.
Proyek yang awalnya ditujukan untuk meneliti kecerdasan manusia.
Dengan
kerja keras Ahmad Khan berupaya untuk menemukan huruf arab yang mungkin di
bentuk dari rantai kodon pada cromosome manusia. Sampai hasil tersebut
menghasilkan ayat-ayat Al Quran. Pada tanggal 2 januari 1999 pukul 2 pagi ia
menemukan ayat yang pertama “Bismillahir Rahmanir rahim, Iqro bismi rabbikal
ladzii khalaq”; bacalah dengan nama tuhanmu yang menciptakan “ ayat tersebut
merupakan surat Al-A’laq yang merupakan
surat pertama yang diturunkan Allah pada nabi Muhammad di Gua Hira. Anehnya
setelah penemuan ayat pertama tersebut ayat lainnya muncul satu persatu secara
cepat sampai sekarang ia berhasil menemukan 1/10 ayat Al Quran.
Wawancara
yang dikutip “Ummi” edisi 6/X99, Ahmad Khan menyatakan : saya yakin penemuan
ini luar biasa, dan saya mempertaruhkan karier saya untuk ini. Ahmad khan
kemudian menghimpun penemuan-penemuannya dalam beberapa lembar kertas yang
memuat kode genetika rantai kodon pada kromosom manusia yaitu; T,C,G dan A
masing-masing kode Nucleotida akan menghasilkan huruf arab dan apabila
dirangkai menjadi firman Allah yang menakjubkan.
“Allah
mengatakan bahwasanya tidak ada ilah yang berhak disembah kecuali dia. Yang
menegakkan keadilan. Para malaikat dan orang berilmu (juga mengatakan seperti
itu)” (QS. Ali Imran 18)
0 Komentar