Renaissance

Dimas Yuliono || Mahasiswa AFI Semester 4 || Wakil Ketua HMJ AFI



Himpunan Mahasiswa Jurusan Aqidah dan Filsafat Islam (HMJ AFI) pada hari Jum’at, 14 Februari 2020 telah melaksanakan kegiatan diskusi mingguan yang bernama SKAF (Studi Klub Aqidah F). Di awal pertemuan, mahasiswa AFI mengangkat judul. Pemateri berasal dari mahasiswa AFI semester 4, yakni Venella Yayank dengan dimoderatori oleh Dimas Yuliono.

Memasuki pembahasan, Venella menerangkan bahwa dalam sejarah dunia Filsafat terdapat 3 zaman yang ditempuh, yaitu Yunani Klasik, Abad Pertengahan (The Dark Age), dan abad pencerahan (Renaisance). Zaman Yunani menjadi awal dari dunia filsafat. Setelah itu terjadi keruntuhan pada kekaisaran Romawi yang menyebabkan adanya kekosongan kekuasaan. Kekosongan ini kemudian diisi oleh pihak gereja dengan sifatyang akhirnya terjadi Di zaman pertengahan dunia barat dipengaruhi oleh dogma-dogma gereja yang konstruktif, dimana di zaman ini Filsafat barat mengalami kemunduran dengan drastisnya.” Tutur Venella dalam memantik.

Pengaruh dari beberapa tokoh seperti Nicolas Copernicus, Bruno, dan Galileo Galilei sangat mempengaruhi cara pandang di dunia barat. Melalui semangat humanisme, mereka mengubah pola pikir yang mana dahulu terfokus pada dogma gereja kini berbalik kepada manusia itu sendiri. Tidak hanya itu, masyarakat kristen yang tidak mau dibabtis oleh gereja akan divonis kehilangan stasus warga negara.

Renaisance kemudian muncul dengan semangat Humanismenya yang berdalih bahwa manusia adalah subyek atau biasa kita sebut sebagai Antroposentris. Awal dari Renaisance adalah teori yang dimunculkan oleh Machiavelli yang mana agama itu terpisah dari urusan negara atau Sekularisme. Selanjutnya, Bruno memunculkan teori Heliosentris dimana matahari merupakan pusat dari tata surya. Ia berteori bahwa ketika bumi ini ada pasti ada yang menciptakan dan itu hanya satu, yaitu Tuhan.

Kemudian, Bacon berteori berprasangka dalam alam pikir tradisioanal yang menciptakan 4 idola. Pertama, Tribus (bangsa) merupakan alam yang mempesona manusia akan keindahannya. Artinya hal-hal yang dianggap ajaib, mukjizat yang mana menawan pikiran manusia menjadi semacam prasangka kolektif. Kedua, Cave (gua) yaitu pengalaman dan minat pribadi mengaburkan pandangan pribadi menjadi tidak obyektif. Maksudnya pengalaman dan minat kita sendiri mengarah pada cara kita melihat dunia, sehingga dunia obyektif dikaburkan. Ketiga, Fora (pasar) yaitu perkataan orang yang diterima secara langsung tanpa melihat benar atau salah, hal ini yang dapat menimbulkan berita bohong. Keempat, Teatra (drama) merupakan setiap filsafat tradisional tidak lepas dari pemikiran filsufnya sehingga memiliki ciri khas tersendiri.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa untuk mencapai zaman Renaisance diperlukan tantangan yang sangat besar. Dengan semangat Humanismenya Filsafat Barat kembali eksis di zaman Renaisance tersebut hingga menjadikan beberapa aliran yang akan dibahas di acara SKAF selanjutnya, mungkin itu dari kami ucapkan terimakasih.

Posting Komentar

0 Komentar