Ar Razi: Ilmuwan hingga Filsuf Muslim


Galih Bayu Adam || Mahasiswa AFI Semester 2 || Devisi PSDM HMJ AFI



Minggu ketiga bulan ramadhan ini sekaligus menjadi kali ketiganya diskusi mengenai filsafat timur yang diselenggarakan oleh pengurus Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Aqidah Dan Filsafat Islam (AFI). Diskusi ini merupakan rangkaian dari agenda tahunan HMJ disetiap bulan suci ramadhan. Berbeda dengan tahun sebelumnya, diskusi tahun ini cukup istimewa. Sebab dengan adanya physical distancing, diskusi dilakukan melalui media daring. Meski dengan keterbatasan akses, diskusi tetap diikuti oleh banyak mahasiswa/i dari berbagai daerahbaik yang menempuh studi filsafat maupun bukan.


Babak baru pemetaan dunia filsafat timur dimulai oleh Al Kindi sebagai peletak batu pertama sekaligus pembangun pondasi filosofi Islam. Berbekal dengan pengetahuanya yang hampir menyentuh pada setiap bidang kajian ilmu pengetahuan, Al Kindi menjelma menjadi filsuf muslim yang produktif. Beliau menulis banyak karya meliputi banyak bidang ilmu pengetahuan. Seperti karya tulis di bidang filsafat, kosmologi, logika. Selain itu, ia juga merupakan satu-satunya filosof Muslim keturunan Arab asli (Madani, 2015:108).


Setelah Al Kindi, terdapat pula seorang filsuf yang tergolong besar, yakni ARazi. Beliau memiliki nama lengkap Abu Bakar Muhammad Ibnu Zakaria Ibnu Yahya ARaziDalam wacana keilmuan barat, ia dikenal dengan sebutan Rhazes. Ia dilahirkan di sebuah kota bernama Razy, kota tua yang dahulunya bernama Rhogee, dekat Teheran, Republik Islam Iran. Ia lahir pada tanggal 1 Sya’ban 251 M/865 M dan wafat pada Tahun 925 M.


Kecermelangan Ar Razi di dunia intelektual, menempatkanya sejajar dengan cendikiawan muslim lainya. Bahkan lebih unggul dalam beberapa ilmu khususnya, eksakta dan ilmu kedokteran. Beliau menulis karya tidak kurang dari 200 jilid yang berkaitan dengan fisika dan metafisikaDalam bidang medis, Ar Razi menulis beberapa buku medis yang masyur. Bahkan hingga di jadikan pedoman, salah satunya al-Hawi atau lebih dikenal dengan al-jami’; terdiri dari 20 jilid yang membahas tentang cabang ilmu kedokteran. Namun pamor Ar Razi sebagai filsuf tidak sebanding dengan apa yang telah beliau capai didunia kedokteran.


Ar Razi secara fundamental beraliran filsafat platonik dan penganut naturalis kuno, terutama dalam pandanganya mengenai “lima yang kekal” dan tentang “jiwa”.  Sebagai seorang tokoh intelektual, ia ulet dan sangat berani. Oleh karenanya tidak heran apabila ia dijuluki sebagai tokoh non-kompromis terbesar di sepanjang sejarah intelektual Islam. Hal ini seperti yang dipaparkan oleh Rifchatullaili sebagai pemantik diskusi.


Mengenai Filsafat Ar-Razi beliau membahas tentang 5 kekal;

1.      Allah Ta’ala

Allah adalah Maha Pencipta dan Pengatur seluruh alam ini. Alam diciptakan Allah bukan dari tiada, tetapi dari sesuatu yang telah ada. Karena itu, alam semestinya tidak kekal, sekalipun materi pertama kekal. Sebab penciptaan di sini dalam arti di susun dari bahan yang telah ada.

2.      Jiwa Universal

Jiwa universal merupakan al-mabda’ al-qadim al-sany (sum- ber kekal yang kedua). Pada benda-benda alam terdapat daya hidup dan gerak, sulit diketahui karena ia tanpa bentuk yang berasal dari jiwa universal yang juga bersifat kekal.

3.      Materi Pertama

Materi pertama menurut Ar Razi adalah substansi yang kekal yang terdiri dari atom-atom. Setiap atom-atom itu mem- punyai volume. Tanpa volume, pengumpulan atom-atom itu tidak bisa menjadi suatu yang terbentuk. Bila dunia dihancurkan, maka ia juga terpisah-pisah dalam bentuk atom-atom. Materi itu kekal karena tidak mungkin menyatakan bahwa sesuatu berasal dari ketiadaan. Materi yang padat sekali menjadi substansi bumi, yang lebih renggang dari pada unsur bumi menjadi unsur air, yang lebih renggang lagi udara dan yang terrenggang api.

4.      Ruang Absolut

Telah disebutkan bahwa materi bersifat kekal karena ia menempati ruang, maka ruang juga kekal. Ruang dipahami oleh Ar Razi sebagai konsep yang abstrak, ruang menurut Ar Razi dapat dibedakan menjadi dua macam: ruang partikular dan ruang universal. Ruang yang pertama terbatas dan terikat dengan sesuatu wujud yang menepatinya, yang kedua tidak terikat dengan maujud dan tidak terbatas. Bagi Ar Razi ruang bisa saja berisi wujud atau yang bukan wujud karena adanya kehampaan bisa saja terjadi.

5.      Masa Absolut

Sebagaimana ruang waktu atau zaman dibedakan Ar Razi antara waktu mutlak (tak terbatas) dan waktu mahshur (terbatas). Waktu mutlak atau absolut menurut Ar Razi sudah ada sebelum adanya waktu terbatas ini yang terikat dengan gerakan bola bumi. Waktu mahshur adalah waktu yang ber-landaskan pada pergerakan planet-planet, perjalanan bintang-bintang dan mentari.


Konsep “lima kekal” Al-Razi telah memberikan solusi dalam persoalan penciptaan dunia merupakan jasa yang berharga. Tidak hanya bagi para filsuf sejak Plato, akan tetapi juga bagi para filsuf Islam setelahnya. Bagi filsuf Islam sesudahnya, Ar Razi telah membuka jalan bagi mereka untuk mengembangkan persoalan proses penciptaan dunia.


Melalui pandangan-pandanganya tersebut, Ar-Razi secara radikal mendamaikan pandangan Aristotalian yang diadopsi oleh Al Kindi dan Neo-platonis ala Al Farabi. Ia radikal secara pemikiran hingga menjadikannya dikenal sebagai sosok tokoh non-kompromis, ateis dan monoteis.


Ar-Razi adalah filsuf sekaligus bapak kedokteran yang mengabdikan pemikiranya untuk kemanusian. Dalam kaitanya dengan kondisi kita, sosok Ar-razi penting sekali di jadikan bahan refleksi. Sebagai Muslim, tidak hanya cemerlang dalam satu bidang. Melainkan juga dalam berbagai bidang sekaligus menebarkan kebaikan dan kedamaian firdaus dunia.

Posting Komentar

0 Komentar