Pengemis dan Hal-hal yang Disembunyikannya
Perihal pertama
Minuman
Ingin menyeduhnya, namun tak sanggup lagi menelan
Wajarnya pancuran keran tak mengobati rasa lapar
Perihal lapar
Perutnya kosong kesepian, bibirnya pucat lupa rasanya berkecup mesra dengan gincu, paru-parunya hampir seharian tak terjamah bualan asap tembakau
Nyatanya dari fajar hingga petang pikirannya hanyut hanya tertuju pada makanan
Perihal makanan
Ingin menyantapnya, namun apa yang akan disantap?
Pijak kaki pada lantai-lantai trotoar? Kebul asap kendaraan? Rintihan tangis anak-anak?
Perihal kedua
Bagi para pengemis, tak ada suatu hal yang nampak begitu indah untuk dipamerkan selain penderitaan
Semakin ketara derita yang mereka tunjukkan, pendek kata semakin banyak belas kasih berupa pundi-pundi rupiah yang mereka kantongi
Karenanya tak tanggung-tanggung kebohongan sekalipun ditunaikan
Kaki-kaki buntung, tangan-tangan buntung yang bersembunyi dibalik kain sengaja dilakukan
Perihal terakhir
Bila meminta dijadikan sebuah profesi
Bila mengasihi dijadikan sebuah pamor sensasi
Teramat banyak bukan kisah-kisah seperti ini?
Perihal yang lainnya
Sayangnya mereka tak mau menahu
Perihal yang akan datang
Siapa yang akan tahu? Bahwasanya mereka tak sanggup menahu
0 Komentar