Penulis :
Abdi Faliqul
Mahasiswa AFI angkatan 2019



Pengemis dan Hal-hal yang Disembunyikannya


Perihal pertama 

Minuman

Ingin menyeduhnya, namun tak sanggup lagi menelan

Wajarnya pancuran keran tak mengobati rasa lapar

Perihal lapar

Perutnya kosong kesepian, bibirnya pucat lupa rasanya berkecup mesra dengan gincu, paru-parunya hampir seharian tak terjamah bualan asap tembakau

Nyatanya dari fajar hingga petang pikirannya hanyut hanya tertuju pada makanan

Perihal makanan

Ingin menyantapnya, namun apa yang akan disantap?

Pijak kaki pada lantai-lantai trotoar? Kebul asap kendaraan? Rintihan tangis anak-anak? 

Perihal kedua

Bagi para pengemis, tak ada suatu hal yang nampak begitu indah untuk dipamerkan selain penderitaan

Semakin ketara derita yang mereka tunjukkan, pendek kata semakin banyak belas kasih berupa pundi-pundi rupiah yang mereka kantongi

Karenanya tak tanggung-tanggung kebohongan sekalipun ditunaikan

Kaki-kaki buntung, tangan-tangan buntung yang bersembunyi dibalik kain sengaja dilakukan

Perihal terakhir 

Bila meminta dijadikan sebuah profesi

Bila mengasihi dijadikan sebuah pamor sensasi

Teramat banyak bukan kisah-kisah seperti ini?

Perihal yang lainnya

Sayangnya mereka tak mau menahu

Perihal yang akan datang

Siapa yang akan tahu? Bahwasanya mereka tak sanggup menahu