Sabtu, 25 Februari 2023—Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Aqidah dan Filsafat Islam (AFI) Universitas Sayyid Ali Rahmatullah (UINSATU) sukses menggelar program kerja perdana berupa nonton bareng dan diskusi film Captain Fantastic. Kegiatan ini berlokasi di Kontrakan AFI angkatan 21, tepatnya di Desa Tambakrejo, Kecamatan Sumbergempol, Kabupaten Tulungagung.
Kegiatan dimulai pada pukul 18.30 WIB, dan berakhir pukul 22.00 WIB. Hingga acara selesai, forum berjalan dengan kondusif dan interaktif. Moderator yang bertugas pada acara itu berasal dari angkatan AFI 22 yang bernama Risky Febrya Alvi Sahrin. Sedangkan, pemantik diskusi berasal dari angkatan AFI 21, yakni Muhammad Ainun Komarullah dan Geafrinda Putra Wardani.
Acara diawali dengan nonton bareng film Captain Fantastic. Film tersebut mengisahkan tentang sebuah keluarga yang mengisolasi diri dengan hidup di hutan. Keluarga yang terdiri atas ayah dan enam orang anak tersebut, sehari-hari bertahan hidup di hutan dengan cara berburu dan memanfaatkan hasil alam. Selain berkecimpung dengan kehidupan alam, mereka juga mengasah intelektual mereka dengan membaca dan berdiskusi. Dalam film tersebut, pemeran utama sempat menyinggung tentang Noam Chomsky. Noam Chomsky sendiri menurut pemaparan Ainun Komarullah adalah seorang anarkisme komunis. Menurutnya, bisa dibilang bahwa film ini juga sedikit memuat praktik anarkisme. Tidak hanya itu, Geafrinda juga memaparkan tentang apa yang bisa diambil dari film tersebut. Ia sempat menyinggung tentang etika, karena film ini juga mempunyai pembahasan mengenai cabang filsafat tersebut. Tak hanya pemantik, peserta diskusi juga aktif memberikan pertanyaan serta penjelasan terkait film tersebut dari sudut pandang mereka sendiri.
Imam Muzaqi selaku Ketua Umum HMPS AFI juga turut menyampaikan pendapatnya untuk kegiatan ini. "Agenda diskusi yang diusung oleh divisi SDM kemarin sangatlah menarik. Kegiatan ini merupakan langkah awal sebelum masuk pada diskusi rutin mingguan yang mengulas kajian filsafat secara kronologis. Kajian perdiskusian semacam ini masih jarang di lingkungan akademis. Maka dari itu, forum perdiskusian kemarin seakan memiliki kesan tersendiri bagi para peserta. Diskusi semacam ini kiranya juga penting, mengingat kultur diskusi di AFI tidak hanya melulu persoalan teoritis formal namun juga memahami konsep tatanan kehidupan itu bagian dari penunjang berjalannya penalaran." Tuturnya saat diwawancarai perihal kegiatan HMPS AFI.
Penulis: Muhammad Fariz Nur Hamid
Editor: Nur Atika Diah Ayu Nadya
0 Komentar